do'a, serpihan hikmah...

Ramadhan yg Berbeda

Ramadhan kali ini, 1441 H, tidak sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi esensinya tetap sama. Ramadhan selalu menjadi bulan yg dirindukan. Bulan dimana tiap malam, bahkan siang, ayat Al Qur’an banyak dilantunkan, dari masjid-masjid dan rumah-rumah di setiap jengkal bumi. Gemuruh tasbih, tahmid, tahlil, dan istigfar meramaikan langit malam-malam Ramadhan. Syahdu.

Yang beda, kali ini rumah sakit – rumah sakit juga penuh dengan rintihan doa, mengalun dari para tenaga medis yg berjuang menjadi garda terdepan melawan Covid 19. Yang beda, dzikir terucap dari lisan para petugas makam yg harus bermalam menguburkan jenazah korban Covid, bahkan setelah ditolak beberapa kali. Pilu.

Ramadhan kali ini mungkin berbeda, tapi esensinya tetap sama. Tuhan Melihat setiap yg kita kerjakan di bulan Ramadhan, Tuhan telah Merencanakan dengan penuh Kebijaksanaan. Sesiapa yg tulus ikhlas berjuang dan berkorban, akan Ditempatkan di Sisi-Nya yg terbaik. Amalan-amalan, meski tak dihargai manusia, akan sempurna Dibalaskan, kelak di surga-Nya.

Ramadhan kali ini berbeda, sungguh istimewa, penuh pelajaran. Tuhan banyak Memudahkan dan menunjukkan kebaikan. Tak harus sholat di masjid dalam kondisi pandemi, tak harus berhari raya di tanah2 lapang dalam kondisi zona merah. Islam telah lengkap memberikan tuntunan. Masker terbukti efektif melindungi pernafasan sekitar 75 persen, yg tak bermasker justru diberi peringatan. Ramadhan ini akhwat berniqab leluasa menjalankan Sunnah tanpa menerima cibiran. Bersalaman dengan yg bukan mahram pun, telah ditetapkan dengan aturan. Sekarang salaman pun dibatasi, bahkan kepada sesama jenis, sebelum cuci tangan terlebih dulu.

Ramadhan kali ini memang berbeda, tapi esensinya tetap sama. Menahan diri dari yg telah ditetapkan akan membatalkan. Menurunkan ego untuk bersabar meraih ampunan. Telah banyak yg berpulang, meninggalkan jiwa-jiwa yg masih menyimpan pertanyaan, kapan kah pandemi ini akan berakhir, Tuhan? Mulai banyak yg kehilangan sabar dan memilih melonggarkan aturan.

Tuhan, tolong kuatkan iman. Mempercayai bahwa ujian ini juga berasal darimu, harusnya tak membuat kami putus asa dari rahmatMu. Maafkan kami yg seringkali mengeluhkan keadaan, tunjukilah jalan utk memperbaikinya. Sungguh, Ramadhan ini berbeda, tapi tetap Ramadhan yg Kau Janjikan kemenangan.

do'a, puisi, serpihan hikmah...

(me)langkah

Hujan belum juga turun, meski langit sudah mengelabu. Duhai, kemarau panjang menyisakan abu, nun di hutan-hutan yg meranggas di atas tanah berdebu. Kobaran api menyanyikan gemeretak ranting dan daun bersama angin yg menderu. Dalam lamat doa yg terlalu biru, sudikah Tuhan ampuni jiwaku?

Bukan tak ingin lagi menunggu, tapi sedikit usaha sepertinya amatlah perlu. Dengan langkah yg sedikit banyak meragu, tersadar tak lagi tersisa banyak waktu. Semoga Tuhan yg senantiasa Menjaga, perkenankan diri untuk bertemu di ujung rindu.

P_20190901_122111_p.jpg

do'a

Dear friend

Dear friend,

1. You are kind. You have high initiative to help other. Even you dont know them, you will passionately give your best effort for them.

2. You are cheerful and warm. Your smile can attract other to smile with you. You can make other feel like you are their family.

3. You are a strong believer. You can here with the strength of iman that Allah swt give you. Your motivation is high, to achieve any goal you set in life.

May Allah help you facing any obstacles in your day. He know you can finish the challenge. He always See.

P_20190825_113614_p

#sorryforthebadgrammar

do'a

Huda

“Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan di mana pun kebaikan itu berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu”. (Hadits riwayat Al Bukhari)

P_20190805_182915_p.jpg

do'a, serpihan hikmah...

Flipped

It can not be flipped. Someone said. It is just number. Added to remind that the end is coming around. For you and me.

Your prescence is the best present. Please forgive me for my lacking sense.  I am still wondering, will the time surely come? The question for you is also the same. Our hope and pray will be answered in the best time.

It just another number. Thank you for always be by my side.

do'a, serpihan hikmah...

Sendiri

Sendiri itu ujian. Berdua itu juga ujian. Bertiga pun ujian. Berempat lebih banyak ujian. Berlima.. berenam..berbilangan yg terus bertambah, pastinya ujian. Apapun keadaannya, semuanya ujian. Dan setiap jiwa dipilih untuk mengerjakan soalnya masing-masing. Tak ada yg sama. Ujian kesabaran. Yg katanya hadiahnya surga dan kasih sayangNya.

Mungkin juga, sendiri itu ladang syukur. Bagi mereka yg berdua namun belum bertiga. Bahwa mereka sudah berdua, sementara ada yg masih sendiri. Begitu juga yg bertiga melihat yg berdua, mereka jadi lebih memahami arti tambahan satu jiwa itu sangatlah berharga.  Dan seterusnya.. ujian kesyukuran. Yg katanya, hadiahnya adalah bertambah dan akan terus ditambahNya.

Tuhan, apapun bentuk ujian sabar dan syukur yg Kau amanahkan pada kami, mampukan kami mengambil hikmah dari semuanya. Aamiin ya Rabb.

do'a

Samsak

Samsak itu sesuatu yg penting, ya setidaknya bermanfaat jadi sarana pelampiasan emosi. Samsak itu sesuatu yg dibutuhkan. Samsak itu sesuatu yg berharga. Tapi kalau samsak itu manusia, apa yg akan terjadi kalau setiap emosi salah alamat dilampiaskan padanya? Pastinya babak belur dan hancur. Dan yg paling hancur adalah hatinya. Semoga saja hatinya segera baik-baik saja.

do'a, puisi

Rasa dan Asa

Jika hari ini adalah hari terakhirmu, akankah kau tahu? Apakah kau merasakannya? Jiwa yang pelan-pelan tercabut dari raga? Sakitnya seperti apa?

Jika hari ini sehari sebelum hari terakhirmu, akankah kau tahu? Apakah kau merasakannya? Takut tak dapat lagi membuka mata keesokan harinya? Takut tak bisa lagi merasa?

Apa rasanya meninggalkan dunia, tanpa sempat mengucapkan kata-kata? Akankah jiwa terlupa? Akankah semua tanya dapat terjawab sempurna? Akankah dibukakan pintu surga setelah ditimbang segala bekal yang terkumpul di dunia?

Wahai Tuhan Cahaya dan Pemilik Cinta… Ampunilah jiwa yang penuh dosa. Terimalah kesabarannya. Maklumilah alpa dan lupanya. Bukankah Engkau Maha Mengetahui apa yang terjadi pada setiap yang bernyawa. Dan semua sungguh terjadi atas kehendak-Mu? Dan karena percaya, kami yang lemah menjaga hati rapuh ini senantiasa membangun asa, agar kelak dapat berkumpul di sana. Bersama orang-orang yang menjaga ruku dan sujudnya, yang tak lupa menyisihkan rizkinya, yang berbahagia dan membahagiakan sesama, yang percaya Engkau ada dan selalu Menjaga. Semoga Engkau Memperkenankannya.

do'a, salam, serpihan hikmah...

11-04-1985 — 19-04-2017

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Aku lupa. Setiap perpisahan ternyata selalu membawa kesedihan. Bukan karena ketidak-ikhlasan, aku tidak mungkin tidak (berusaha) ikhlas, ketika pemilik jiwa mengambil kembali milik-Nya.

“there are things that we don’t want to happen but have to accept, things we don’t want to know but have to learn, and people we can’t live without but have to let go.” (Qisthi, 2017)

Mungkin saja, salah satunya, karena tidak bisa melihat tawamu yang biasa ketika aku mencandaimu. Senyummu yang merekah ketika melihatku pulang dari pergi seharian. Cemberutmu yang muncul setelah aku cerewet menceramahimu. Terimakasih sudah mengizinkanku menjadi adikmu. Terimakasih sudah mau berbagi kasih sayang Bapak dan Ibu.

Rasanya, mbak Ayu tidak sedang pergi ke mana-mana. Rasanya seperti menunggumu bangun dari tidur setiap hari. Hanya saja kali ini tidurmu sangat panjang, mbak. Kelak, entah kapan, aku juga akan tertidur panjang sepertimu. Lalu kita akan sama-sama terbangun di padang mahsyar. Apakah kita akan saling mencari? Tidak kah kita sedang sibuk dan khawatir dengan diri kita sendiri? Semoga saja Rasulullah yang tengah sibuk kala hari yang mencemaskan setiap jiwa itu, tak lupa memanggil nama kita sebagai salah satu umatnya yang akan diberinya syafa’at. Semoga Allah swt bermurah hati memasukkan kita ke dalam surga-Nya, bersama Bapak, Ibu, dan keluarga besar kita, bersama orang-orang mukmin dan sholeh.. meskipun timbangan kita lebih berat ke sebelah kiri, karena sedikitnya amal kebaikan kita di dunia. Semoga Allah swt mencintai kita dengan rahmat-Nya.

Mungkin ini yang namanya rindu. Baru terasa ketika jiwa dipisahkan, tapi hati tak ingin melupakan. Apakah rindu itu satu bentuk dari cinta? Jika iya, maka mungkin ini karena aku mencintaimu, Mbak Ayu.

Aku baru tersadar, 32 tahun lalu dari usiamu, aku lahir 4 hari setelah hari lahirmu. Tahun ini 31 tahun lewat 4 hari aku ada di dunia, Allah swt memanggilmu kembali. Sungguh, tidak ada yang kebetulan. Kata Qisthi, buku ceritamu sudah selesai ditulis, mbak. Tapi segala cerita tentangmu akan tetap di sini. Tentangmu yang berebut GD dengan Dhian. Tentangmu yang punya begitu banyak mimpi yang menurutku ‘ketinggian’. Maafkan jika kadang aku terkesan membatasi mimpimu terbang ke langit. Aku hanya takut, kau terjatuh terlalu keras. Aku hanya ingin mengajakmu kembali ke dunia nyata, tempat di mana tidak hanya ada taman bunga penuh warna, tapi juga bukit batu yang terjal dan melelahkan.

Dunia yang fana ini bukan segala-galanya yang harus kita raih, kan? Hiruk pikuk perhatian orang tak perlu kita cemaskan. Yang penting Allah ridha pada apa yang kita lakukan dan kelak surga akan kita dapatkan. Itu saja yang penting dalam kehidupan, bukan? Dan kematian pasti akan datang menjemput dan memisahkan kita dari kehidupan. Seperti yang telah banyak menimpa banyak orang, termasuk dirimu, mbak. Kau telah berjuang, 10 tahun ini. Mungkin lebih. Maafkan aku karena seringkali terlalu mementingkan ego dan kepentinganku, dibandingkan menemanimu menghadapi semuanya. Harapmu, doamu, tangismu, kesalmu, lelahmu, semua Didengar-Nya, aku percaya Allah swt mendengarnya, mbak. Dan Allah swt selalu menjawabnya dengan “Iya”. Allah swt akan menjawab semua pertanyaanmu, mbak. Jawabannya selalu kebaikan. Aku (selalu berusaha) mempercayai itu. Terimakasih sudah mau sabar menunggu dan mempercayainya.

Selamat jalan, mbak Ayu. Semoga Allah swt mengasihimu, melindungimu, menerangi kuburmu, mengampuni kesalahanmu, mengumpulkan keluarga kita kelak di surga-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘alamiin.

NB: Gambar diambil dari sini

do'a

28

Dua puluh delapan itu
= 7 x 4
= 14 x 2
= 27 + 1
= selisih angka hasil perhitungan suara pemilu KM ITB tahun 200… (berapa ya? mendadak pikun), antara capres Gilang yg kami dukung dgn Shana, yg akhirnya terpilih jadi presiden KM periode itu. Cuma 28 selisihnya… angka yg sangat cantik dan tak kan terlupakan

Dua puluh delapan itu… kumpulan detik dan menit dan hari yg bersatu menjadi tahun dan tahun dan banyak sekali tahun penuh cinta dari-Mu ya Rabb… #alhamdulillah

Dua puluh delapan itu… aku belum jadi apa-apa #mendadakmelon. Maafkan aku ya Rabb… #astagfirullah

Diri ini hanya seorang hamba yg lemah tanpa kuasa-Mu.. maka tolonglah hamba utk menjadi seseorang yg lebih baik lagi dari hari ke hari… yg lebih baik lagi dari hari kemarin

Kuatkan kaki ini utk terus menjejak di bumi-Mu yg luas, meskipun kaki ini letih dan gontai, gemetar krn takut, bahkan cuma selangkah demi selangkah kecil yg kadang penuh kemalasan

Tolonglah hamba agar dapat memahami dgn sebaik-baiknya bagaimana cara mencintai-Mu dgn benar, bagaimana beribadah dgn lebih khusyuk, bagaimana beramal dgn lebih ikhlas…dan bagaimana berukhuwah dgn lebih tulus

Ya Allah sesungguhnya aku mencintaimu walaupun aku bermaksiat kepadamu

Ya Allah, aku bukanlah seorang yg lepas (dari dosa) maka aku mohon pengampunan
dan bukanlah aku orang yg kuat (dalam beribadah), maka aku memohon pertolongan
dan tiada bantuan dan kekuatan kecuali dgn pertolongan Allah 
-Amr bin Ash-

heart2

Tuhan.. aku sungguh rindu
diriku, yg lebih baik
dari saat ini

Note: gambar diambil dari satu sumber yg lupa link-nya di mana